[Fanfiction-1S] Let's Meet Again

Sabtu, 30 Juli 2011
LET'S MEET AGAIN

Rating : General
Genre : Romance
Real Post : 27 May 2010 ---> Let's Meet Again on facebook
Cast : (Super Junior) Kangin, Kim Junhae, Moonri & Eunhyuk (Eunmoon couple) ;)
Author : Moon ◕‿-
HAPPY READING 


Kim Junhae baru saja menyelesaikan pekerjaannya hari ini. Ia duduk di kursi berlengan yang menghadap ke jendela dan tangannya mengenggam secangkir teh hangat. Sementara pandangannya terus terfokus pada pemandangan kota Seoul yang tidak asing lagi baginya, jam dinding sudah menunjukan pukul enam sore. Sesekali ia menyesap teh nya. Pikirannya sedang kacau saat ini.

Kembali Junhae mengingat kejadian tiga hari yang lalu. Kekasihnya yang bernama Kangin memberitahunya akan pergi ke luar negri untuk beberapa tahun. Kangin bahkan tidak memberitahu apa sebab ia pergi. Membuat Junhae menghabiskan waktunya hanya untuk berpikir alasan-alasan yang masuk akal. Apa ia berbuat kesalahan? Tapi ia baru saja membuatkan kue untuk hari jadi mereka. Lalu seminggu yang lalu, ia juga memberikan Kangin sweater buatannya sendiri. Ada yang salah?

Dering ponsel membuyarkan lamunannya. Dengan malas ia berjalan mengambil ponselnya yang berada di atas meja kerjanya. Melirik sebentar ke layar ponsel itu berusaha mengingat siapa pemilik nomor yang tertera itu. tapi sia-sia. Otaknya sedang tidak berfungsi dengan baik sekarang. ia lalu menekan tombol untuk menjawab dan menempelkan ponselnya ke daun telinganya.

“Yoboseyo,”
“Junhae-a,” suara laki-laki terdengar dari sebrang telepon. “Junhae, kau baik-baik saja?”
Junhae sangat dengan suara laki-laki ini. Laki-laki yang selama beberapa hari ini ia hindari karena tidak mau memberikan alasan kepergiaannya, Kangin. Junhae berniat akan menutup telepon itu.
“Junhae, tunggu!” Kangin seperti tau apa yang akan di lakukan Junhae.
“Ada apa lagi?” Junhae menjawab lesu.
“Kalau kau tidak ingin berbicara, baik. Tapi tolong katakan keadaanmu baik-baik saja sekarang. aku sangat mencemaskanmu.” Pinta Kangin.
Junhae menghela napas. Ia senang Kangin masih mencemaskannya, tapi perasaannya sekarang sedikit menutup kesenangan itu. “ Hhh ! Aku baik-baik saja. tetap pada pekerjaanku yang sedikit membosankan lalu ditambah dengan memikirkan alasan kenapa laki-laki yang sedang berbicara denganku ini tiba-tiba akan pergi.” Jelas Junhae dengan tegas lalu langsung menutup telponnya tanpa menunggu jawaban Kangin.

Junhae menyambar tasnya lalu berjalan keluar. Ia harus pulang sekarang untuk tidur. hari ini ia tidak melakukan apa-apa tapi otaknya sangat lelah. Dengan langkah gontai ia berjalan ke arah pintu.
“Onni!!!” baru saja Junhae akan membuka pintu, tiba-tiba adik perempuannya langsung muncul di balik pintu.
“Ya! Kau mau membuatku jantungan?” bentak Junhae pelan. Yang di bentak hanya tersenyum kecil. “Ada apa datang kesini, Moonri?” Tanya Junhae.
“Makan malam?” ujar Moonri lalu merangkul Junhae. “Kajja!!!”

******************

Junhae dan Moonri sekarang ada di sebuah restoran sederhana yang terletak di perempatan salah satu jalan besar di Seoul. Tidak ketinggalan Eunhyuk, kekasih Moonri. Mereka bertiga memilih meja di pinggir. Junhae yang tadi pasrah mengikuti Moonri, sekarang hanya bisa menyesali kejadian itu. seharusnya ia pulang sebentar untuk merapikan penampilannya. Apalagi ia tau akan pergi ke restoran. Tapi sekarang sudah terlambat. Akhirnya ia memilih duduk dengan patuh dan mendengar kedua orang di depannya itu mengoceh.

“Onni makan apa?” Tanya Moonri.
“Apa saja yang enak dan membuatku kenyang pastinya.” Jawab Junhae cepat.
“gimana dengan pasta? Pasta di sini sangat enak!!!!” ujar Eunhyuk.
“pasta? Ani. Lebih enak steak saja! steak ya, onni?” sahut Moonri.
“Moonri-a, kalau ke restoran ini lebih baik makan pasta saja!”
“Tapi steak lebih bisa mengenyangkan!”
“Pasta lebih enak!”
“Steak!”
“Pasta!”
“Steak!”
“Pas–“
“Geuman…Geuman…Geuman!” Junhae tiba-tiba menengahi perdebatan dua orang di depannya ini. “Kalian berdua ini! Memangnya anak kecil berdebat begitu? Lihat semua orang melihat kita. benar-benar memalukan! Lebih baik kalian pesan masing-masing. Aku tidak usah makan!” omel Junhae. Lalu ia terdiam sejenak. ‘Tidak usah makan?’ jelas-jelas perutnya sudah protes ingin diisi makanan yang lezat atau semacamnya. Dan apa yang baru ia katakana barusan? Junhae menghela napasnya dan menopang dagunya. Ia benar-benar tidak mau tau lagi dan tidak mau peduli lagi.

“Eee, Junhae onni.” Panggil Moonri.
“Neee?”
“Kami keluar dulu ya. Mau beli makanan di luar.”
“Ne? ya! Kalian aneh sekali. Disini restoran malah beli makanan di luar!” omel Junhae kembali.
“Aniyo. Hanya jajan kecil-kecilan saja!” jawab Moonri. “Onni mau juga? Nanti kami belikan? Sebentar saja? ok?” Moonri mengacungkan jempolnya lalu langsung menarik Eunhyuk keluar restoran.
“YA!! Jangan lama-lama, aro?”

Moonri dan Eunhyuk menjauh dari restoran itu. tidak jauh dari sana, seorang laki-laki berdiri tegap memandang ke arah mereka. Moonri melambaikan tangan pada laki-laki itu. laki-laki itu kemudian berjalan mendekat.
“Oppa, onni di dalam.” Ujar Moonri.
“Ya! Setelah ini kau harus mentraktir kami.” Potong Eunhyuk dengan nada bercanda.
Laki-laki itu menepuk bahu Eunhyuk sambil tersenyum, “Aku benar-benar berhutang untuk ini.”
“Satu lagi. Junhae onni bilang tidak mau makan, mungkin oppa bisa membujuknya.” Jelas Moonri.
“Gomawo.” Ujar laki-laki itu lalu berjalan masuk ke dalam restoran.
“Moonri-a, kau yakin restoran itu tidak akan hancur kalau kakakmu itu bertemu dengannya?” Tanya Eunhyuk lalu mendapat jitakan pelan di kepalanya. “Aaww!”
“Kau kira onni-ku ini raksasa? Bisa hancurin restoran besar ini?”
“Jadi kita ngapain sekarang?” Tanya Eunhyuk
“Aku mau lihat apa yang terjadi di dalam.”
“Yaaa ~ liat Moonri-ku sekarang seperti penguntit saja.” goda Eunhyuk dan kembali mendapat jitakan yang lebih keras dari Moonri.

******************

Junhae menundukan kepalanya dan menyembunyikannya di antara lipatan kedua tangannya di atas meja. Sekarang ia kelaparan dan harus menunggu kedua orang itu kembali. Telinganya hanya bisa mendengar jarum jam tangan yang terpasang di pergelangan tangan kirinya. Dan semakin lama, ia merasa mengantuk. Ia akan memejamkan matanya dan tidur sebentar dan, tiba ia merasa tangan seseorang memegang pundaknya. Seketika itu ia langsung mengangkat kepalanya dan masih dengan sedikit kesadaran,
“kalian darimana? Lama seka–“ ucapannya terhenti saat melihat ternyata yang ada di hadapannya bukanlah dua orang yang ia tunggu tadi. Melainkan, Kangin. Junhae mengucek matanya untuk memperjelas pandangannya dan tetap sosok Kangin yang berdiri di depannya.
“Junhae-a,”

Junhae baru akan beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Kangin yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Tapi tangannya di tahan oleh Kangin. Junhae tanpa sedikit pun melirik ke arah Kangin memaksa agar tangannya terlepas dari genggaman Kangin.
“Junhae-a, kita bicara sebentar!” pinta Kangin.
Junhae baru sadar kalau mereka telah menyita perhatian hampir semua pengunjung restoran baik dengan tatapan heran, penasaran ataupun sinis. Merasa malas dengan keadaan seperti ini, Junhae akhirnya memilih duduk kembali. Tentunya dengan raut wajahnya yang di buat semuram-muramnya.

“kukira kau sudah pergi.” Junhae memulai pembicaraan.
“ttdak mungkin aku pergi kalau kau seperti ini.” Balas Kangin.
“geurae? Kalau begitu aku akan seperti ini terus. Jadi kau tidak akan per...” Junhae tidak melanjutkan kata-katanya dan terdiam sesaat memikirkan apa yang baru ia katakan tadi. Kenapa jadi seperti anak kecil begini?
Kangin tersenyum memandangnya, “Aku pergi bukan berarti hubungan kita berakhir kan? Kau mau menungguku?”
“Ne?”
“Aku minta kau menungguku. Saat aku pulang nanti, kita akan terus bersama selamanya.” Kangin menekankan nada kata terakhir yang diucapkannnya.
“Kau sendiri? Ku rasa kau akan bertemu dengan gadis lain di sana.” Tuduh Junhae.
Alis kangin terangkat. Beberapa detik kemudian ia tersenyum, “Aku mengerti sekarang. ternyata kau sedang cemburu?”
“Aniyo,” Junhae memalingkan wajahnya.
“Junhae-a, kalau kau takut aku selingkuh, aku akan membelikanmu teropong paling besar dan paling canggih! Jadi kau bisa mengintaiku setiap saat. Bagaimana? Atau, kau boleh mengirim beberapa pasukan tentara untuk menjagaku?” ujar Kangin dengan maksud bercanda.
Junhae terlihat berusaha menahan senyumnya. Ia terus saja mengalihkan pandangannya melihat sekeliling.
“Atau kau mau ikut denganku?” Tanya Kangin.
“Mworago? Ya! Mana bisa aku tinggalkan pekerjaanku, lalu dongsaengku dan lagi … eee, urusanku juga belajarku dan segala macamnya!” Junhae berbicara sambil menggunakan jarinya untuk menghitung segala kegiatan yang sebenarnya ia tidak terlalu yakin dengan ucapannya.
“Kalau begitu tunggulah aku…”
Junhae menghela napasnya panjang. “Entahlah,” ucapnya lemas.

Keduanya terdiam beberapa saat. Sibuk dengan kegiatan mereka yang tidak jelas. Sekedar berdeham ataupun mengetuk-ngetuk meja dengan satu jari mereka. Berusaha menemukan topik pembicaraan yang cocok.
“Kau belum makan?” Tanya Kangin memecah suasana kaku di antara mereka berdua.
“Tidak usah. Di rumah saja aku makannya.” Junhae kembali berbohong lagi. Jelas-jelas Moonri mengajaknya makan di luar, berarti di rumah tidak ada makanan. Alamat ia akan tidur dengan perut kosong. Tapi untuk sekarang, Cuma kata-kata itu yang cocok menjadi jawaban.
Kangin menatap Junhae sejenak. Gadis di depannya ini kembali tidak melihat ke arahnya dan hanya menundukan kepalanya. Membuatnya merasa sedikit…sakit.
“Baiklah. Aku pergi saja. mungkin aku menganggumu.” Sahut Kangin lalu beranjak dari duduknya.
Junhae mengangkat kepalanya dan menangkap sosok Kangin dari belakang yang berjalan semakin jauh darinya. Mungkin akan lebih jauh lagi kalau hari sudah berganti. Ia menggigit bibir bawahnya.


******************

Moonri dan Eunhyuk terus saja memperhatikan kedua orang dalam restoran itu dari jarak cukup jauh. Mereka hanya bisa melihat apa yang terjadi tanpa bisa mendengarkan apa yang sedang di bicarakan. Moonri terus melihat dengan serius sedangkan Eunhyuk terkadang berjalan maju mundur ataupun memutari tiang di dekat mereka karena merasa bosan.

“Kangin oppa sudah keluar!” sahut Moonri. Eunhyuk dengan cepat menoleh dan kembali ke posisinya di samping Moonri.
“Kenapa wajahnya seperti itu?” Tanya Eunhyuk.
“Mana aku tau. Eee, tunggu! Junhae onni juga keluar sambil, berlari?” Moonri terdengar sedang menceritakan suasana di depan restoran pada Eunhyuk yang padahal dapat melihatnya sendiri. “Sepertinya onni berlari ke arah …. KANGIN OPPA !!!” Moonri semakin terdengar histeris sekarang. “Kangin oppa berbalik,”
“Yaa, tenanglah sedikit!” Eunhyuk menepuk-nepuk kepala Moonri.
“Aku sudah tenang. Onni sepertinya sedang mengatakan sesuatu!!”
“Kau dengar?” Tanya Eunhyuk.
“Babo! Mana aku dengar! Tunggu, biar aku amati .. “ Moonri membuat teropong kecil dengan tangannya. “Sepertinya onni mengatakan ‘aku akan menunggumu.’ Waaahh .. manis sekali!!”
“Kau ini!”
“Waaaahhh .. kangin oppa memeluk onni !!!! benar-benar keren. Padahal ini jalanan!! Waaaahhh~!” Moonri tidak habis-habisnya berbicara dengan histeris.
“Keren? Aku juga bisa kalau begitu!” Eunhyuk tiba-tiba mengambil pose ingin memeluk Moonri dan ternyata ia hanya mendapat jitakan kembali di kepalanya.
“Peluk saja tiang itu!”
“Yaaaa…”

******************

“ allright, after two years, let’s meet again… “ satu kalimat terakhir yang di lontarkan oleh Junhae sebelum akhirnya Kangin memeluk Junhae.


******************

- dua tahun kemudian -

Seorang gadis dengan mengenakan terusan biru selutut berdiri tegak di sebuah jembatan kecil. Menatap lurus ke depan. Tangannya sesekali menyibakkan rambutnya yang menghalangi pandangannya karena tertiup angin. Sungai kecil yang di bawah jembatan itu mengalir dengan tenang. Suara aliran air itu menjadi teman bagi gadis itu. senyum menghiasi wajahnya.

Gadis itu tiba-tiba merasa seseorang memeluknya dari belakang. Ia pun melirik sekilas ke belakang kemudian senyum kembali mengembang saat mendapati seorang laki-laki yang sedikit lebih tinggi darinya itu.
“Sudah pulang?” Tanya gadis itu.
“Sedang apa disini?” laki-laki itu balik bertanya.
“Hanya ingin bertemu denganmu di tempat pertama kali kita bertemu.” Jawab gadis itu. “Mana oleh-olehku?” sambungnya.
“Oleh-oleh?” laki-laki itu tersenyum tipis. “Bagaimana kalau ini.” Laki-laki itu lalu mencium kening gadisnya itu. “Terima kasih sudah menungguku–“ bisiknya pelan.


THE END ♥



Give your comment ^^
Author : Park Moonri
Contact : @Moonri950418 on twitter and Moon-fanfiction on facebook


0 komentar:

Posting Komentar