[Fanfiction-1S] From Little Diary

Sabtu, 30 Juli 2011
FROM LITTLE DIARY
 
















Rating : General
Genre : Romance
Real Post : 19 September 2010 ---> From Little Diary on facebook
Cast : (Super Junior) Yesung, Kim Sunyoung, Eunhyuk&Moonri (Eunmoon couple :P)
Author : Moon ◕‿-
HAPPY READING ^^

Minggu, 27 Juni 2010.
Siapa tau aku akan pergi bersama dia. Benar-benar hari minggu yang menyenangkan untukku. Orang-orang tau bagaimana rasanya jatuh cinta bukan? Aah – sangat indah! Dia orang yang sangat menyenangkan dan lucu. Dan dia juga memberikan sesuatu untukku. Mungkin kalau dilihat sekilas, hanya barang biasa. Tapi, dia membuatnya khusus. Beruntungnya aku. Apapun itu, aku akan menjadi anak lebih baik untuk mama papa, lebih rajin belajar, tidak akan mengerjain Sunyoung lagi. Hahahaha ~ untuk hari minggu yang indah, terima kasih!”


          DEG !
          Sunyoung membaca kembali tulisan-tulisan kecil di atas kertas diari biru milik temannya, Moonri. Sunyoung tidak sengaja menyenggol buku kecil itu. diari itu jatuh dengan posisi lembaran halaman yang dibacanya sekarang terbuka. Awalnya Sunyoung tidak tertarik membacanya. Tetapi ia melihat seperti gambar kalung dan tidak sengaja membacanya bagian atas gambar itu. dan sekarang ia masih tidak percaya dengan tulisan-tulisan itu. Sunyoung ingat persis, hari minggu semalam Moonri mengatakan akan menemani Yesung––senior di sekolah mereka––mencari buku. Apa Yesung yang dimaksud Moonri disini? Moonri menyukai Yesung? Moonri menyukai orang yang ia sukai juga?

          “Sunyoung–a,” terdengar suara Moonri memanggil Sunyoung sedikit berteriak dari luar kamar. Sunyoung tersentak dan langsung menutup buku diari itu dan meletakkannya kembali ke atas meja. “Ne.” sahutnya.
          “Bantu aku Sunyoung–a! buku-buku ini…berat sekaliii!!!”
          “Ye! Aku datang!!!!”

***************

         Jam istirahat di sekolah, seperti biasa Sunyoung dan Moonri berada di kantin. Menduduki meja ujung di kantin. Di atas meja, sepiring nasi goreng milik Moonri dan hanya sebotol minuman bersoda milik Sunyoung. Suasana kantin tidak seramai biasanya. Karena hari ini ada pertandingan basket ‘dadakan’, jadi kebanyakan siswa langsung menyerbu lapangan basket dari awal jam istirahat. Tapi tidak untuk Sunyoung dan Moonri yang menganggap pertandingan basket itu tidak terlalu penting. Mungkin hanya karena karena seorang perempuan mereka bertanding, yang menang yang akan bersama perempuan yang mereka perebutkan. Atau hanya karena untuk mengukur kemampuan siapa yang lebih hebat dan hal-hal tidak penting lainnya. Yang menonton pun hanya sekumpulan laki-laki yang bertaruh siapa yang menang, dan sekumpulan perempuan yang mencuci mata atau sebagainya.

          Moonri dengan lahap memakan nasi gorengnya, sedangkan Sunyoung hanya mengetuk-ngetuk jari telunjuknya ke meja dan tangan kanannya menopang dagunya. Pandangannya lurus tapi tidak sedang melihat Moonri. Pikirannya masih melayang pada tulisan-tulisan Moonri di buku diarinya. Sunyoung tidak berani bertanya. Bertanya apa? Bertanya apakah Moonri menyukai Yesung juga? Lalu mengatakan kalau mereka berdua menyukai laki-laki yang sama dan bertaruh siapa yang bisa mendapatkan laki-laki kebanggaan sekolah mereka? Lupakan! Benar-benar hal konyol yang tidak perlu di pikirkan. Tapi kenyataannya Sunyoung berpikir keras karena hal ini.

          “Sunyoung–a,” Moonri melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Sunyoung membuat perempuan itu kembali ke alam sadarnya. “Waeyo?” Tanya Moonri.
          “tidak…tidak kenapa-kenapa. Kenapa?” Sunyoung tersenyum tipis lalu menyedot softdrinknya.
          “tidak tidak kenapa kenapa kenapa? Hey, aku tidak mengerti maksudnya.” Moonri menggantungkan sendok di dalam mulutnya dan tangannya menggaruk pipinya yang tidak gatal.
          “lanjutkan saja makanmu…” jawab Sunyoung heran melihat tingkah laku temannya. Membuka mulutnya hendak berkata sesuatu, menutupnya lagi. “Moonri–a”
          “Mmm–“
          “Chogi…” Sunyoung berpikir menemukan rangkaian kata yang cocok untuk ditanyakan pada Moonri. Ehhm, soal diarimu itu? apa yang kau maksud yesung sunbae? Aah, bukan! Ehhm, apa kau suka yesung sunbae? Aah, tidak tidak!
          “Wae?” Moonri memasukan sesendok nasi goreng lagi kedalam mulutnya.
          “kau…” Sunyoung menggigit bibir bawahnya. “kau suka …” berhenti dan berpikir sejenak, Tanya tidak Tanya tidak Tanya tidak! Kenapa susah sekali?
          “suka apa?”
          “kau suka…nasi gorengnya?” Sunyoung tersenyum konyol. Bagus! Pertanyaan yang bagus sekali!
          Moonri yang sedang meminum minumannya menoleh ke arah Sunyoung lalu tertawa, “Ya ! kau kan tau aku sangat suka nasi goreng. Kau ini kenapa, Sunyoung–a? lucu sekali!!!” Moonri melanjutkan ketawanya. Sunyoung tetap pada senyum konyolnya.

          “Moonri ! Sunyoung !” kedua perempuan itu menoleh ke arah suara yang memanggil mereka. Itu Yesung, orang akan mereka berdua perebutkan menurut Sunyoung. Laki-laki itu berjalan ke arah mereka.
          “Sunbae…” Moonri buru-buru menghabiskan makanannya.
          “hey, boleh aku bergabung sebentar?” Yesung tersenyum manis dan mengambil tempat duduk disamping Moonri.
Sunyoung menghela nafas pelan. Mencari Moonri ternyata
          “sunbae mau makan apa?” Tanya Moonri
          “tidak usah. Aku hanya sebentar.” Yesung tersenyum lalu melanjutkan, “jalan-jalan semalam menyenangkan?”
DEG! Sunyoung tidak akan suka arah perbincangan kedua orang di hadapannya ini.
          “menyenangkan sekali. Gomapta, sunbae!” Moonri tersenyum tak kalah manisnya dengan Yesung.
          “bagaimana dengan kalung itu?” Tanya Yesung lagi.
          “kalungnya bagus sekali. Apa tidak apa-apa untukku?”
          Tuhan! Aku harus pergi dari sini!! batin Sunyoung, ia lalu bangkit dari tempat duduknya. “mian. Aku lupa harus mengembalikan buku perpustakaan hari ini. Aku pergi dulu.” Tanpa menunggu jawaban, Sunyoung lalu beranjak meninggalkan kantin.
          “kenapa dia?” Tanya Yesung
          “entahlah,”Moonri mengangkat bahunya. “oya, untuk kalungnya, bisa sampaikan terima kasihku untuk Eunhyuk-ssi? Bilang padanya, aku sangat suka dengan kalungnya dan juga terima kasih dia sudah menemani ku jalan-jalan semalam.”
          “baiklah. Dia bilang kapan-kapan akan berkunjung ke sekolah kita.”
          “jeongmal?”
          “ne, ingin bertemu denganmu mungkin. Kurasa ia suka denganmu.”
          “ck, dasar kau ini!” Moonri menatap sinis pada Yesung lalu tersenyum kecil, “ngomong-ngomong, sunbae belum bilang pada Sunyoung?”
          “bilang apa?”
          Moonri memukul kepala Yesung pelan, “hey, sunbae! kau jangan pura-pura bodoh! Bukankah kau bilang kau suka dengannya? Kenapa tidak langsung bilang padanya? Sunbae ini gimana?”
          “Aah – itu !” berhenti sejenak lalu, “belum ada waktu yang tepat,”

***************

          Sunyoung duduk di meja ujung perpustakaan. Dengan buku halaman pertama terbuka di hadapannya. Sejak lima menit terakhir, hanya lembaran itu yang dibacanya. Tidak, ia tidak membacanya. Pikirannya masih melayang pada isi diary Moonri dan percakapan dua orang tadi––Yesung dan Moonri––di kantin. Kalung apalagi yang mereka bicarakan? ‘Dan dia juga memberikan sesuatu untukku. Tapi, dia membuatnya khusus.’ Jadi yang dimaksud Moonri dalam diary nya itu ternyata kalung? Sunyoung menghela napasnya. Apapun itu, tapi pastinya ia tidak bisa berharap lagi.
          “Hey!” sebuah suara didekatnya mengejutkan Sunyoung. “sedang apa?” Sunyoung menoleh ke samping dan mendapati Yesung berdiri di belakangnya.
          “kau tidak lihat aku sedang membaca buku?”
          “aku tidak melihatmu membaca buku. Aku melihatmu sedang melamun.” Jawab Yesung santai.
          “kau sendiri, untuk apa kesini?”
          “aku? Entahlah, perpustakaan ini menarikku masuk.” Yesung bermaksud bercanda tapi tidak di tanggapi oleh Sunyoung. Sunyoung berdiri dan meletakkan buku di tangannya pada tempatnya lalu mencari buku lain dan kembali duduk. Sunyoung berpura-pura fokus pada kegiatan membacanya dan tidak menghiraukan Yesung yang tetap berdiri memperhatikannya. Sebenarnya, kalau ia tidak bisa menahan rasa penasarannya, ia akan bertanya pada Yesung tentang hubungan ia dan Moonri. Tapi sesaat kemudian, ia mengurungkan niatnya dan sekarang ia sibuk membolak-balikan halaman demi halaman buku itu.
          “apa aku menganggumu?”
          Sunyoung ingin menoleh, tapi ia membatalkannya. Tetap diam dan terlihat seolah sangat menikmati bacaannya sekarang ini.
          “Kurom, aku pergi dulu. Maaf menganggumu.” Yesung berjalan menjauh dengan perasaan menentu. Kapan ia bisa mengatakan perasaannya pada Sunyoung kalau seperti ini sikap gadis itu padanya.
          Sunyoung akhirnya menoleh ke belakang saat Yesung sudah keluar dari perpustakaan. Ia menutup buku yang dipegangnya sekarang. niat membacanya memang sudah hilang sejak laki-laki itu ada di dekatnya.

***************

          Keesokan harinya, saat jam pulang sekolah Moonri menarik Sunyoung ke taman belakang sekolah. Sunyoung sempat menolak, karena ia merasa capek tanpa alasan dan ingin cepat pulang ke rumah. Apalagi ia sempat melihat Moonri sedang berbicara dengan Yesung di depan kelas dan keduanya terlihat tertawa lebar. Benar-benar pemandangan yang tidak indah untuk dilihat. Tapi Moonri tetap memaksa bahkan sampai menariknya.
          “Moonri-a, kau tau tugas sekolah kita sangat banyak, kan? Aku harus segera pulang.” tukas Sunyoung saat mereka telah berada di taman belakang sekolah yang sudah sepi.
Moonri merangkul Sunyoung, “sebentar saja.” lalu tertawa. Sunyoung semakin tidak mengerti ada apa dengan temannya hari ini.
          “kau tidak pulang dengan Yesung sunbae?” tebak Sunyoung
Lepas dari tertawanya, Moonri menatap Sunyoung heran. “siapa? Aku?”
          “memangnya sekarang ada berapa orang yang sedang bicara denganku?”
          “aku tidak pernah pulang dengan sunbae. kenapa tiba-tiba – “
Sunyoung langsung memotong penjelasan Moonri, “kalian bukannya jadian?”
Mata Moonri menyipit dan ia memiringkan kepalanya melihat ke arah Sunyoung, tanda ia semakin tidak mengerti arah pembicaraan Sunyoung. “siapa bilang? Sejak kapan?”
          “bukannya di buku diarimu itu…”
          “buku diari? Apa maksudmu?”
          Sunyoung melepas rangkulan Moonri. Ia tersenyum kaku dan mengaku, “mian. Kemarin aku tidak sengaja membaca isi buku diarimu.” Sunyoung tertawa pahit, “kau tidak marah kan?”
Moonri membelalakan matanya mendengar pengakuan Sunyoung. “Ya! Kau baca yang mana?”
          “ituuu …” Sunyoung berdeham pelan, “hari minggu yang indah? Hehehehe.”
Saat itu juga, wajah Moonri memerah. Melihat reaksi temannya itu Sunyoung menjadi sedikit panik, “Moonri-a, mianhae! Sebenarnya aku tidak berniat membacanya, jinja!” katanya.
Moonri menundukkan kepalanya. Satu tangannya menutup mulutnya. Ia sedang tertawa. Sepertinya ia baru menyadari sesuatu. Kemudian, ia membuka tasnya dan mengacak isinya. Moonri mengambil buku diarinya dari dalam tas. Sunyoung hanya menatapnya heran bercampur cemas.
          “Ya! Jadi kau kira yang aku maksud disini Yesung sunbae?” Moonri tetap tertawa.
          “memang dia kan?”
Tawa Moonri semakin meledak, “jadi kau salah paham, huh? Cemburu?” tuduhnya.
          “mwo? Aniyo – aku cemburu kenapa?”
          “Sunyoung–a,” tawa Moonri mereda. Ia menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan, “aku memang pergi dengan Yesung sunbae kemarin, tapi yang ku maksud disini bukan dia.”
          “heh? Kurom, nugu?”
Moonri tersenyum. Ia menutup wajahnya dengan buku diarinya. “Ssstt ~! Aku hanya memberitahumu saja. yang ku maksud disini, eehmm.. Eunhyuk-ssi.”

***************

“…yang ku maksud disini, eehmm.. Eunhyuk-ssi.”

          “ada apa menyebut namaku?” suara dari arah belakang mengejutkan kedua gadis itu terlebih-lebih Moonri. Ia mengenal baik suara itu. dengan perlahan ia menoleh ke belakang. Mendapati Eunhyuk berdiri tidak jauh dari mereka, Moonri langsung memalingkan wajahnya kembali menatap Sunyoung dengan ekspresi wajah yang sangat amat terkejut.
          “waeyo?” Sunyoung heran melihat raut wajah Moonri yang tiba-tiba berubah. “yang itu yang kau maksud?” jari telunjuknya menunjuk ke arah Eunhyuk yang berjalan mendekat.
          “Ya! Jangan ditunjuuuuk !!” pinta Moonri lirih.
          “tapi dia sudah kesini,”
          “mwo? Haiish!” Moonri memukul keningnya pelan.

          “Moonri–ssi?” Eunhyuk berdiri tepat di belakang Moonri yang masih tidak berani menoleh. Lalu ia tersenyum pada Sunyoung.
          Sunyoung membalas tersenyum pada Eunhyuk, “pertemuan pertama? Sunyoung-yeyo. Kau pasti Eunhyuk kan? Laki-laki yang Moonri suka– hmmphh hmpph…“ Hampir menyelesaikan ucapannya tapi Moonri langsung membungkam Sunyoung. Moonri menoleh ke belakang dan tersenyum, “ahahahahaha… temanku sedang bercanda. Dia tidak berkata apa-apa. Kau datang sendiri kesini?” Tanya Moonri akhirnya berusaha mengalihkan pembicaraan.
          “aah, iya. Tadi aku bertemu dengan… “
          “tapi yang di diarimu itu, kau bilang kau jatuh cinta dengannya kan, Moon – hmmph hmmph” Sunyoung semakin menyukai keadaan ini, ia ingin balas mengerjai Moonri yang sekarang sedang menatapnya garang ini.
          Moonri kembali tertawa kecil dan berkata, “ahahahahaha… beginilah kalau teman kita gila, suka bicara sembarangan. Ahahahaha” Moonri kembali menatap garang pada Sunyoung yang masih di bungkamnya ini seakan sedang berkata ‘aku akan menelanmu kalau kau bicara lagi’
          “dia bilang apa tadi?” Tanya Eunhyuk pada Moonri.
          “hmmph – Moonri suka padamu, Eun – hmmph hmmph…” Sunyoung berusaha menghindar agar ia tidak di bungkam Moonri lagi. Eunhyuk masih berdiri dengan tatapan heran melihat mereka berdua. Tapi diam-diam dia senang mendengar apa yang baru dikatakan oleh gadis yang baru ia temui beberapa menit lalu, Sunyoung.
Keisengan Sunyoung semakin bertambah. Tanpa disadari, ia mengambil buku diari dari tangan Moonri.
          “YA!”
          “Moonri–a, sudah mengaku saja! orangnya sudah ada di depanmu. Cepat bilang!”
          “Sunyoung–a, kau gila?”
          “Eunhyuk–ssi, temanku ini suka padamu. Hahahahaha” Sunyoung tertawa penuh rasa kemenangan. Sementara yang diajak bicara––Eunhyuk––masih tetap diam mematung di tempatnya. Menatap Sunyoung heran lalu berbalik mengarahkan pandangannya ke Moonri. Terlihat Moonri tidak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Wajahnya sudah memerah sekarang. beberapa detik kemudian, Moonri berhasil mengambil kembali buku diarinya dari Sunyoung.
          “ahahahahaha…sepertinya aku harus pulang sekarang. aku lupa ada janji dengan omma. Annyeong,” Moonri tersenyum kaku pada Eunhyuk lalu menatap Sunyoung geram. Yang ditatap masih terus tertawa karena melihat tingkah laku ‘korbannya’. Moonri dengan cepat sudah menghilang dari pandangan mereka.
          “Eunhyuk–ssi, kenapa diam saja?”
          “apa?” Eunhyuk masih terheran-heran menatap Sunyoung. Sedetik kemudian ia sadar dan bertanya, “yang kau bilang tadi, itu benar?”
          “kalau yang kukatakan tadi bohong, kau tebak kenapa muka Moonri merah?” Sunyoung tersenyum lebar. “sudah! Susul saja dia. Tanyakan sendiri sama Moonri.”
          “ne?”
          Sebagai jawaban, Sunyoung mengibaskan tangannya sebagai tanda menyuruhnya pergi menyusul Moonri. Mengerti dengan apa yang di isyaratkan Sunyoung, Eunhyuk langsung meninggalkan taman sekolah. Sunyoung melipat kedua tangannya di depan dadanya. Dalam hati dia senang bisa membantu temannya mengutarakan perasaannya. Ya… walaupun dengan cara yang akan membuatnya di telan mentah-mentah oleh Moonri setelah itu.

***************

          Yesung yang sejak tadi memperhatikan ketiga orang itu dari jarak yang cukup jauh hanya bisa tersenyum geli. Ia tidak percaya ternyata Sunyoung orang yang sedikit jahil dan lucu. Ia mungkin hampir melupakan rencananya dengan Moonri untuk mengajak Sunyoung ke taman. Yesung terlihat sedikit ragu sekarang. ia berpikir sejenak. Lalu menoleh ke arah Sunyoung lagi, gadis itu sudah hampir ingin beranjak dari tempatnya. Tanpa pikir dua tiga kali, Yesung langsung segera berjalan menghampiri Sunyoung. “Sunyoung-a,” panggilnya.

          Sunyoung melihat ke belakang dan mendapati Yesung berdiri di belakang sambil tersenyum padanya.  tanpa sadar ia sedang menahan nafasnya. Sunyoung melihat berkeliling, hanya ada mereka berdua di taman ini. Jantungnya kini berdetak dua kali lebih cepat, otaknya sedang berkutat berusaha mencari alasan yang tepat untuk segera beranjak dari tempat ini. Baru ia akan berbalik ke belakang, Yesung sudah berdiri tepat dibelakangnya. Dekat sekali. Mereka berdua saling bertatapan sejenak sebelum Sunyoung buru-buru mengalihkan wajahnya yang sudah semerah cumi rebus.

          “aku mau bicara sesuatu.” Ujar Yesung memecah keheningan.
          “bi…bicara apaa?”
          “aku tidak tau kau akan marah atau tidak,tapi…” Yesung menggantungkan kalimatnya. Keraguan jelas tersirat di wajahnya. Tapi pandangan matanya tetap tidak lepas dari Sunyoung. Gadis itu sedang menunduk, membuat Yesung semakin ragu untuk melanjutkan ucapannya.

          Keheningan jelas menyelimuti. Hal ini membuat Sunyoung semakin tidak tenang. Laki-laki di hadapannya ini tidak bersuara lagi melainkan sedang memandangnya.
“Chaeseonghamnida, sunbae-ssi. Aku harus pulang!” Sunyoung berbalik membelakangi Yesung. Ia memang harus cepat-cepat pergi dari sini. kakinya hendak melangkah.
“choayo,”
            Sunyoung menahan langkahnya. Rasa panas kini bersarang di sekujur tubuhnya. Entah perasaan senang atau bingung berputar-putar di kepalanya. Bingung apakah ia sedang salah dengar atau tidak dan senang jika pendengarannya sedang tidak bermasalah. Tanpa sadar, ia kehilangan keseimbangannya dan terjatuh.
“Ya! Gwanchana?” Yesung berjongkok dan memegang bahu kanan Sunyoung. Gadis itu tidak bersuara sama sekali. Pandangannya kosong menatap Yesung lekat-lekat.

I wonder what you're dreaming of
You're so peaceful when you sleep
Everything I want everything I need
Is lying here, in front of me


          Kedua orang itu hanya saling bertatapan. Yesung tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke wajah Sunyoung. Semakin dekat dan semakin dekat. Terlalu dekat dan…

THE END  ♥


Give your comment ^^
Author : Park Moonri
Contact : @Moonri950418 on twitter and Moon-fanfiction on facebook

1 komentar:

  1. Natasha mengatakan...:

    Hai, saya menepati janji saya untuk memberi komentar ^^ Yosh, mari kita mulai!

    Ceritanya bagus, tapi jangan lupa di awal kalimat harus huruf kapital :D Walaupun kelihatannya hal biasa, tapi itu cukup mengurangi nilai kerapian fanfic lho :O

    Untuk bahasa asing seperti bahasa Korea, ada baiknya untuk dibuat italic. Tapi itu semua tergantung selera penulis sendiri :)

    Dan ada baiknya Sunyoung punya konflik yang serius dengan Moonri, bahkan (mungkin) sampai Yesung marah dengan Sunyoung. Itu pasti bikin pembaca deg2an, bakal jadi gimana hubungan Sunyoung dengan Yesung? Cewe mana sih yang pingin dimarahin sama sahabatnya dan gebetannya? Dan pembaca pun jadi lebih tertarik untuk membaca :D

    Semoga komentar saya membantu ya ^^ Teruslah menulis!

Posting Komentar