[Fanfiction-1S] Happiest Day With You

Minggu, 31 Juli 2011
HAPPIEST DAY WITH YOU

Rating : General
Genre : Romance
Real Post : 27 March 2011 ---> Happiest Day With You
Cast : (Super Junior) Youngwoon and Kim Junhae
Author : Moon ◕‿-
HAPPY READING ^^

 
            Junhae masih ingin berada dalam mimpi indahnya pagi ini, tapi dering ponselnya tidak mengizinkan. Kalau tidak mengingat ponsel itu adalah pemberian Siwon oppa yang sekarang sibuk dengan pekerjaannya, ia sudah meremukan ponsel itu sampai tidak teridentifikasi sebagai sebuah ponsel lagi. Tangannya bergerak lemah untuk mengambil ponsel yang terus berdering di atas meja di samping ranjangnya. Dengan mata yang hanya terbuka setengah, ia menatap layar ponsel.
            “aiisshh! Youngwoon oppa, jinja ! kenapa harus menelepon pagi-pagi?” Gerutu Junhae. Bukannya menjawab telepon, ia membiarkan ponselnya terus berdering sampai beberapa detik akhirnya terdiam. Junhae tersenyum puas lalu membenamkan kepalanya di atas bantalnya yang empuk. Tapi baru saja akan terbang ke dunia mimpi, ponsel kesayangannya itu kembali berdering. Junhae akhirnya memilih mengalah dan mengangkat teleponnya.
            “Yoboseyo,”
            “Ya ! kenapa tidak di angkat!!” Suara Youngwoon di sebrang telepon membuat Junhae berhasil mengumpulkan semua kesadarannya kembali.
            “Kenapa harus menelepon pagi-pagi?” Junhae balik bertanya.
            “Jangan bilang kau baru bangun tidur?”
            “kalau aku bilang iya, kenapa?”
            “ckckckck! Ya! Sedangkan anak ayam saja pagi-pagi sudah bangun.”
            “Mwo???” Junhae terlonjak bangun. “Ya! Oppa jangan membandingkan aku dengan anak ayam!”
            “terserah kau sajalah. Sekarang kau bangun lalu lihat keluar jendela.” Pinta Youngwoon di sebrang telepon sana.
            Junhae menoleh ke arah jendela dengan tatapan bingung. “untuk apa?” tanyanya.
            “jangan banyak tanya. Lihat saja langsung!”
            Karena penasaran, Junhae beranjak bangun dari ranjangnya dan berjalan ke arah jendela. Dengan satu sentakan ia membuka jendela dan melihat apa yang terjadi di luar. “Omo!” Junhae membelalakan matanya tidak percaya seraya satu tangannya menutup mulutnya. Di halaman rumahnya, pot-pot bunga di susun rapi sehingga membentuk gambar hati. “ige mwoya?” beberapa detik kemudian, Youngwoon menampakkan batang hidungnya sambil tersenyum manis.
            “Saengil chukhae, Junhae-a!” sahut Youngwoon.
            “Saengil chukhae? Omo! Hari inikah?”
            “Ya, ulang tahun sendiri kenapa bisa lupa?”
            “Oppa, kau membuat semua ini?” tanya Junhae
            “kau tidak punya kegiatan bukan hari ini? Kalau begitu ayo kita senang-senang. Aku juga mau menagih traktiranmu.”
            “Tapi hari ini…”
            Youngwoon memotong ucapan Junhae, “tidak peduli. Hari ini hari ulang tahunmu, jadi kau harus bersenang-senang. Aku menunggu disini, sepuluh menit harus sudah berdiri di depanku dengan dandanan yang cantik. Kalau tidak … “
            “Kalau tidak?”
            “Kalau tidak, kau akan jadi pacarku!”
            “Mwo?!! Oppa mana bisa begitu !!!”
            “karena itu cepat siap-siap ! lima menit mulai dari sekarang.”
            “aiisshhh! Jinja!!” Junhae langsung lari menghambur keluar kamar.

*********************

            Youngwoon berdiri dengan senyum lebarnya sambil memandangi jam yang melingkar di tangan kirinya. Di hadapannya, Junhae yang masih sedang mengatur nafasnya, menatapnya garang.
            “13 menit. Kau telat 3 menit. Baiklah ! kau pacarku sekarang!” ujar Youngwoon sambil menyunggingkan senyum kemenangan.
            “Andwae! 10 menit itu terlalu cepat! Pokoknya aku tidak mau!” protes Junhae.
            “Tidak, tidak, tidak!” Youngwoon menggeleng-gelengkan kepalanya. “kau terlambat berarti kau jadi pacarku. Tidak bisa protes!” lanjutnya.
            “terserah oppa saja. yang penting aku tidak mau! Ppali, keluarkan hadiah untukku”
            “hadiah? Kau mau hadiah?” Tanya Youngwoon. Sebagai jawaban Junhae mengangguk-anggukkan kepalanya semangat. “nanti hadiahnya, sekarang kita bersenang-senang dulu.” Lanjut Youngwoon. Ia maju dan merangkul bahu Junhae.
            “Mau kemana?”
            “Kau tidak lapar? Aku sangat lapar! Kau harus mentraktirku karena aku sudah susah payah menyusun bunga-bunga kesayanganmu ini.” Ujar Kangin sambil mengarahkan pandangannya pada pot-pot bunga yang ia susun tadi.
            “jadi kau datang hanya untuk memerasku uangku, huh?” tuduh Junhae dengan matanya yang menatap curiga.
            “aniyo. Hanya makan. Setelah itu kita pergi bermain, nonton, dan apapun yang mau kau lakukan! Yang penting hari ini kita akan pergi bersenang-senang! Setelah itu baru aku kasih hadiahnya, bagaimana?”
            “setuju!” jawab Junhae sambil mengacungkan jempolnya.
            “kkaja, chagiya !”
            “chagiya? Shireo !!”

*********************

            Sebuah restoran mewah menjadi pilihan Youngwoon. Awalnya Junhae menolak dengan alasan terlalu mahal. Tapi Youngwoon mengancam akan memeluk dia di depan orang ramai kalau Junhae tidak menurut. Akhirnya setelah perdebatan 15 menit lebih di tambah dengan tatapan bingung orang yang berlalu-lalang di sekitar mereka, akhirnya disinilah mereka. Youngwoon dengan semangat dan riangnya melahap makanannya, sedangkan Junhae makan dengan tatapan garang seakan laki-laki di depannya ini lebih enak di santap di banding steak yang di pesannya itu. inikah yang disebut senang-senang? Ini namanya pemerasan. Junhae menusuk-nusuk steak dengan garpunya, ia memasukkan steak ke mulutnya lalu mengigit garpunya dengan rasa geram. Sedangkan Youngwoon sama sekali tidak menyadari aura-aura mengerikan yang dikeluarkan Junhae di depannya.
            “bagaimana? Kau merasa senang bukan, chagiya?” Tanya Youngwoon masih tetap fokus dengan makanannya.
            “senang sekali. Gomawo, cha..gi..ya!” Junhae menekankan kata terakhirnya dan masih dengan tatapan garangnya.
            Youngwoon tertawa kecil lalu berkata, “bukankah kita terlihat seperti pasangan yang berbahagia?” perkataannya itu di balas tatapan sinis Junhae. “aahh! Bagaimana kalau di tambah dengan makanan penutup?” tanyanya Youngwoon.
            “mwo?!! Yah! Oppa kira aku bisa menghasilkan uang hanya dengan jentikan jari?” Ujar Junhae. Kalau bukan di tempat umum, mungkin ia sudah berteriak dan langsung mencekik leher Youngwoon. Memikirkan laki-laki ini sudah menganggu tidurnya dan sekarang memeras uangnya di hari ulang tahunnya?
            “sebentar ya, chagiya!” Youngwoon bangkit dari duduknya.
            “mau kemana?” tanya Junhae tapi hanya mendapat kerlingan mata dari Youngwoon. Oh! Rasanya semua steak yang ia telan bisa keluar sekarang juga.

            Beberapa menit kemudian,
            “chagiya,” suara Youngwoon membuat Junhae menoleh ke belakang. Lalu ia mendapati laki-laki itu berdiri dengan membawa kue tart dengan lilin-lilin kecil berjumlah dua puluh tiga. Di samping itu, hampir seluruh pelanggan di restoran itu melihat ke arah mereka. Ada yang tersenyum, tertawa kecil bahkan ada yang sambil berbisik-bisik. Wajah Junhae memerah sekarang karena perasaan yang bercampur aduk. Antara malu, senang dan terharu.
            “Saengil chukhae…” Youngwoon menaruh kue tart itu di atas meja. “ucapkan keinginanmu dan tiup lilinnya.” Lanjutnya.
            “ini makanan penutupnya?” tanya Junhae.
            “cepat tiup!”
            “gomawo, oppa…” Ujar Junhae lalu ia menutup matanya mengucapkan keinginannya dalam hati. Junhae menarik napas panjang kemudian membuka matanya. Dengan senyum di wajahnya, ia meniup semua lilinnya. Terdengar beberapa orang bertepuk tangan untuknya.
            “Gomawo, oppa! Jeongmal gomawo!”
            “Sudah merasa senang?”
            “Senang sekali sampai ingin menangis!”
            “Tunggu dulu! Masih ada yang lain. Masih banyak yang harus kita lakukan hari ini!”
            “Mwoga?”

*********************

            Seharian itu, Junhae dan Youngwoon menghabiskan waktu di berbagai tempat. Mulai dari bioskop, tempat karaoke, tempat bermain, sampai taman. Mereka berdua layaknya turis luar negri yang datang-datang untuk mengunjungi tempat-tempat terkenal di Seoul. Berfoto-foto ria, membeli barang marah nan unik, membeli jajan-jajan kecil yang di jual di pinggiran jalan. Junhae lebih banyak tertawa hari ini. Ia tidak lagi mempedulikan keadaan sekeliling yang berbicara tentang tingkah mereka. Sampai pada malam harinya, Youngwoon memilih pinggiran Sungai Han sebagai tempat terakhir.
            “wuaahh…capek sekali!” Junhae meregangkan kedua tangannya dan memukul-mukul pelan kedua lengannya. “Jeongmal gomawo, oppa!”
            “sudah ku bilang, kita akan bersenang-senang hari ini. Bagaimana perasaanmu?”
            “sangat teramat senang!” Kata Junhae lalu ia tertawa.
            “biar aku hitung berapa banyak hal yang membuatmu senang hari ini,”
            “ne?”
            Youngwoon menghitung dengan jarinya, “Kejutan kecil di restoran tadi, menonton drama sampai kau menangis, karaoke, tiket gratis masuk ke taman bermain lalu kau bermain sepuasmu, mengambil banyak foto-fotomu di taman, dan terakhir aku menjadikanmu pacarku.” Youngwoon tersenyum bangga.
            “mwo? Pacar? Aku tidak bilang aku senang.”
            “menurutku kau senang.”
            “aku tidak begitu!”
            “tapi kau tidak menolak.”
            “aku…” Junhae berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk memenangkan perdebatan ini. “yang jelas aku sudah bilang tidak mau.”
            “tidak mau? Tidak mau hadiahmu?” Youngwoon mengeluarkan sebuah kotak persegi panjang berwarna putih yang di hiasi dengan pita biru.
            “oohh? Masih ada hadiah lagi? Oppa, jeongmal gomawoyo! Apa isinya?” Tangan Junhae bergerak ingin mengambil hadiah itu. Tapi Youngwoon langsung menyembunyikannya di belakang punggungnya.
            “bilang dulu kau senang jadi pacarku.” Ujar Youngwoon.
            “shireo!”
            “oohh? Tidak mau? Yasudah, tidak jadi hadiahnya!” Youngwoon menoleh Junhae yang sedang memasang wajah memelas. “sayang sekali aku sudah beli tapi kau tidak mau. Kalau begitu, ini di buang saja ke sungai ini.”
            “andwae, oppa! Chankaman!!”
            “mwo? Kau bilang tidak mau bukan?”
            “mau…”
            “senang jadi pacarku?”
            “aku–,”
            Youngwoon tersenyum kecil lalu berkata, “hmm, tidak mau ternyata. Aku buang saja sebaiknya.”
            “senang! Aku senang!” jawab Junhae pada akhirnya dengan matanya yang tertutup. Membayangkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Apa mungkin ia terlambat dan hadiah itu sudah terapung-apung dengan suksesnya di sungai? Junhae perlahan membuka matanya dan ia bisa melihat Youngwoon menyodorkan kotak itu di hadapannya.
            “bukalah–“ kata Youngwoon singkat.
            Junhae mengambil hadiah dan membukanya. Sebuah liontin berbentuk hati. Junhae mengambil liontin itu dan menggantungkannya dengan tangannya. Ada tulisan ‘Y & J’ jika dilihat lebih dekat. Junhae menutup mulutnya dengan tangannya tidak percaya.
            “oppa…” serunya.
            “waeyo? Kenapa memasang wajah seperti itu?”
            “Neomu yeppo. Ini benar-benar untukku?”
            “masih ada satu lagi yang terakhir!”
            “Oppa, sudah banyak sekali!”
            “tutup matamu.”
            “ne?”
            Youngwoon mendekatkan jaraknya dengan Junhae. Menatap lekat-lekat wajah Junhae. Sekali-kali ia menyeka helaian rambut yang menganggu mata gadis itu. Dengan lembut, ia mengecup kening Junhae. Membuat Junhae tersentak dan membuka matanya. Tanpa sadar Junhae menahan nafasnya seraya mengerjap-ngerjapkan matanya.
            “Saengil chukaeyo, Junhae-a.”
            “Oppa…”
            “Jangan lupakan hari ini ya?” Ujar Youngwoon sambil mencubit pipi Junhae.
            Junhae mengangguk-anggukan kepalanya. “Hari ini hari yang paling indah untukku. Gompta!”
            “setelah hari ini, aku akan membuat hari-harimu yang berikutnya jauh lebih menyenangkan.” Youngwoon berhenti sebentar lalu melanjutkan, “aah, aku mau bilang sesuatu.”
            “bilang apa?”
            Youngwoon mendekat ke Junhae dan berbisik lembut di telinga gadis itu, “Saranghae…”

THE END ♥


Give your comment ^^
Author : Park Moonri
Contact : @Moonri950418 on twitter and Moon-fanfiction on facebook

0 komentar:

Posting Komentar