[Fanfiction-1S] Angel For Me

Selasa, 26 Juli 2011
ANGEL FOR ME 

Rating : General
Genre : Romance
Real Post : 29 April 2010 ---> Angel For Me
Cast : DB5K Junsu, Shim HeGi, Moonri, others...
Author : Moon ◕‿-
HAPPY READING ^^


Daerah pegunungan, Pulau Jeju.
South Korea.



“Moonri-a, oppa pulang …“

Seorang gadis tampak berlari pelan keluar dari rumah kecil didalam lebatnya hutan. Seakan sudah terpisah satu tahun, gadis itu langsung memeluk laki-laki itu atau sebut saja Junsu. Kim Junsu. “oppa!” Seru Moonri dengan semangat.
“Hey, hey, hey, kenapa dongsaeng oppa jadi manja begini? Baru ditinggal dari tadi pagi juga?” Tanya Junsu masih membiarkan adik perempuannya memeluknya.
“Oppa,panas Yoogeun semakin tinggi,“ terbesit raut wajah sedih dari wajah Moonri.
“Mwo?”

**************

“Panas sekali,” Junsu memegang kening adik laki-lakinya yang satu lagi. Bayi itu bernama Yoogeun, berusia sekitar tiga tahun itu tidur dengan pulasnya. Hanya saja, pipi Yoogeun sedikit memerah karena panas.
“Bagaimana ini, oppa?” Moonri terlihat begitu cemas. Tidak tau apa yang harus dilakukannya.
“Moonri-a, oppa mau cari daun-daun untuk dijadikan obat. Kamu tunggu sebentar disini ya?”
“Jangan lama-lama, oppa …”

**************

TOK! TOK! TOK!

Terdengar beberapa kali ketukan pintu. Moonri dengan segera bangkit dari duduknya dan membukakan pintu. Gadis itu terkejut melihat yang mengetuk pintu bukanlah kakaknya, melainkan seorang perempuan yang mungkin hanya beberapa tahun lebih tua darinya.
“Nuguseyo?” Tanya Moonri hati-hati.
“Tidak perlu takut begitu. Onni hanya mau memberi ini.” Ucap perempuan itu lalu menyerahkan sebuah kantong plastik putih kepada Moonri.
“Igo?”
“Adikmu sedang sakit bukan? Itu untuknya. Tenang saja. Itu obat sungguhan. Percaya kan? Nah, onni pergi dulu yaa…semoga adikmu cepat sembuh. Lain kali onni datang lagi. Annyeong!” perempuan itu tersenyum lalu pergi meninggalkan Moonri yang hanya terdiam seribu bahasa ditempatnya ia berdiri. “hee? Aneh sekali dia. Tapi, aku belum bilang terima kasih!! Haaiishh ~” Moonri memukul kepalanya pelan lalu menutup pintunya. Tidak! Moonri kembali membuka pintu ketika melihat Junsu pulang dengan beberapa daun ditangannya.

“Oppa, sini aku bantu!” Moonri lalu berjalan kearah Junsu yang terlihat sedikit susah dengan langkahnya. Kenapa tidak? Beberapa sulur tanaman tersangkut dikaki laki-laki itu. “oppa, lihat dirimu. Ahahaha ~ seperti habis berpetualang saja. Lihat rambutmu!” Moonri tertawa kecil seraya membantu Junsu melepas sangkutan dikakinya.
“Disana banyak sekali serangga kecil beterbangan. Rasanya ingin sekali oppa beri pelajaran, tapi mereka terlalu kecil. Dan lagi, sulur ini sepertinya jatuh cinta pada oppa ! lihatlah ~ tidak mau lepas.” Celoteh Junsu tidak jelas. Moonri hanya tersenyum dan sesekali tertawa lagi mendengar cerita oppanya ini. “Jadi, plastik apa ditanganmu itu?”

**************

“Perempuan yang aneh. Darimana dia tau kalau Yoogeun sakit?” komentar Junsu setelah mendengar Moonri bercerita tentang kejadian beberapa menit lalu.
“Aku juga tidak tau. Waktu pintunya dibuka, dia langsung kasih obat ini lalu tersenyum lalu pergi. Hmmm,, katanya dia mau datang lagi?”
“Jeongmal? Ooo, Moonri-a apa perempuan itu cantik?”
“Hee? Dasar!” Moonri memukul kepala Junsu pelan. “Itu saja yang dipikirkan.”
“Sakit! aa sudah, cepat kasih Yoogeun minum obat. Oppa mau jalan-jalan dulu. Sekalian baca buku ditengah alam yang indah ini” sambil menirukan ekspresi seseorang yang sedang berada dipuncak gunung merasakan angin yang bertiup dan kembali mendapatkan pukulan dari Moonri.

**************

Tidak ada yang lebih nyaman dibandingkan membaca buku ditengah-tengah kedamaian alam. Walaupun siang itu begitu terik. Tapi pohon-pohon membuatnya menjadi terasa lebih segar. Untung saja, Junsu berinisiatif untuk membuat sebuah taman kecil ditengah hutan itu. Memotong semak-semak belukar, lalu meletakkan beberapa pot bunga, dan bangku, lalu membuat ayunan sederhana. Voila! Jadilah taman sederhana. ^^V

Siang itu, Junsu seperti biasa membaca buku yang ia dapat susah payah dengan berjalan beberapa jam menuju pusat kota. Ya, dan ia ingin menghabiskan waktu dengan membaca buku itu sendirian. Baru membaca dua tiga halaman, Junsu tidak lagi bisa berkonsentrasi. Telinganya menangkap sebuah suara. Aaa tidak ~ bukan suara biasa. Itu alunan musik…piano? ‘siapa yang memainkan piano di tempat seperti ini?’ Junsu membatin dan sekarang ia menjadi sangat penasaran darimana asal melodi itu.


**************

Junsu hanya bisa terdiam seribu bahasa saat melihat ternyata seorang perempuan yang memainkan piano.  Junsu berdiri menyembunyikan tubuhnya dibalik sebuah pohon besar. aaa, cantik sekali… Junsu terus menerus memperhatikannya sampai tiba-tiba perempuan itu menyadari kehadiran Junsu. Tau apa yang ia lakukan? Perempuan itu langsung berdiri dan meninggalkan Junsu yang baru saja ingin menegurnya.

“Gadis yang aneh… padahal permainannya bagus sekali! Sudahlah ! lebih baik aku melanjutkan membacaku ,, “


**************

TOK! TOK! TOK!

“Ne, chankamanyo oppa ! aaa- cepat sekali oppa pulang,“ Moonri baru saja memberi Yoogeun makan obat seketika pintu rumah itu diketuk. “Oppa–“ Moonri membelalakan matanya ketika melihat siapa yang datang.

“Annyeong,, sesuai janji onni! Onni datang lagi.. adikmu sudah baikan? “ perempuan yang sama itu datang lagi.
“Ooo – “
“Baguslah. Kalau gitu, ini onni ada bawa makanan untukmu. Cha–“ perempuan itu menyerahkan sebuah kotak makanan kuning kepada Moonri. “Onni pulang dulu, kapan-kapan onni menjenguk adikmu ya. Annyeong.“ dan pergi lagi dengan senyuman diwajahnya.
“Chankam … “ Moonri berusaha menahan perempuan itu. Tapi, dia sudah terlanjur pergi. Dengan cepat bayangan perempuan itu sudah tidak tampak lagi. “Benar-benar aneh,“ Moonri menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian menutup pintu kembali.

**************

“Mwo? Dia datang lagi ?!” Junsu yang baru pulang terkejut dengan makanan lezat telah tertata rapi di atas meja. “Dia memberimu makanan ini?” sekali Junsu bertanya.
“Ne… Lalu pergi lagi. Tapi dia bilang dia akan datang menjenguk Yoogeun. Aneh sekali kan, oppa?”
“Haaiisshh ~ kenapa selalu diwaktu oppa tidak dirumah? Tapi Moonri, coba tebak oppa tadi melihat apa !”
“Umm? Harimau? Ular? Buaya? Elang? Si – “ Moonri menebak sembarangan.
“Aniyo. Yang ini lebih bagus!”
“Memangnya yang ku sebut tadi bagus?”
“Ani..ani..ani.. tadi oppa bertemu, aaa~ lebih tepatnya melihat seorang perempuan bermain piano ditengah hutan. Moonri, kau harus percaya saat oppa bilang dia sangat cantik! Waktu dia memainkan piano itu, cahaya matahari bersinar sangat terang kearahnya. Benar-benar seperti bidadari… cantik sekali!”
“Jadi, oppa mengajaknya berkenalan lalu oppa bilang oppa suka padanya? aaa ~ aku sudah tau itu! Kemarin oppa juga cerita kalau ada perempuan cantik seperti bidadari membantu oppa saat oppa tersesat dikota. Lalu yang kemarin lagi. banyak sekali perempuan cantik seperti bidadari yaa oppa? Kalau aku gimana?” Moonri memasang muka dengan senyuman semanis mungkin.
“Kau ini.. dasar! Lupakan lah. Sini, oppa lapar. Makanan untuk oppa mana?”
“Makan saja yang oppa pikirkan!”

**************

I think of the first time that i saw you.. in a moment, my heart fell apart
although you’re cold-hearted, you’re too wonderful of a person to erase
you are my angel, whisper softly
I imagined your once-sweet smile all night long
the memories of staying up all night from one meaningless word


**************

“Dasar, oppa! bagaimana bisa jam tangan malah hilang ditengah hutan lebat begitu. Ckckckck ~ mau mencari sampai kapan juga.” Moonri berceloteh saat Junsu baru pergi untuk mencari jam tangan yang katanya mungkin hilang waktu ia sedang membaca buku atau saat terpesona dengan ‘bidadarinya’.

TOK ! TOK ! TOK !

“Huh? Cepat kali oppa mencari! Ne, chankam..” Moonri membukakan pintu dan sekali lagi… perempuan itu.
“Annyeong..hari ini onni mau menjenguk adikmu. Apa boleh?”
“Ooo, boleh! Silahkan masuk.”

“Chaesonghamnida. Eee,, bagaimana onni bisa tau kalau–“
“Hmm, onni kebetulan lewat saja. aa~adikmu lucu sekali. Siapa namanya?” Tanya perempuan itu seraya menggendong Yoogeun.
“Namanya yoogeun. Aaa~ ngomong-ngomong soal nama, nama onni–“
“HeGi..Shim HeGi. ” kembali perempuan itu memotong perkataan Moonri.
“Cho, Kim – “
“Moonri? Onni sudah tau.”
“Bagaimana HeGi onni bisa tau?”
“Kau sering sekali adu mulut dengan oppa mu itu..onni sering lewat sini, jadi onni dengar.”
“HeGi onni kenal dengan Junsu oppa?”
“Aniyo ,, hanya pernah melihatnya,, “

“Moonri-a, oppa sudah pulang. Ya! Kenapa pintunya tidak kau kun– “ Junsu yang baru pulang itu langsung menuju keruangan tengah dan tenggorokan serasa diikat saat ia melihat perempuan itu, “Kau?”
HeGi, ekspresi yang tidak beda. Dengan segera mengembalikan Yoogeun pada Moonri dan melesap pergi dari pandangan dua orang itu.
“Ya! Chankamnyo!” Junsu menyusul. Tetapi baru didepan pintu rumahnya, HeGi sudah tidak kelihatan lagi. “Haiisshh ~”

“Oppa, wae? Oppa kenal dia?”
“Tentu saja! itu perempuan yang oppa ceritakan kemarin. Yang bermain piano itu!” Jawab Junsu dengan tangan sambil menirukan orang yang sedang bermain piano.
“Jeongmalyo ?”

**************

Tiga hari terlewati semenjak kejadian hari itu. HeGi, perempuan misterius itu, tidak pernah lagi datang kerumah mereka. Demam Yoogeun juga sudah turun. Dan Junsu, karena rasa penasarannya ia menahan diri untuk tidak keluar rumah. Mungkin saja, perempuan itu datang lagi. Dan ia tidak ingin lagi ketinggalan. ‘kalau perempuan itu datang aku akan mengikat kakinya, jadi dia tidak bisa lari sebelum aku selesai bicara!’ batin Junsu.

“Oppa, kenapa senyum-senyum begitu?” Moonri datang membuyarkan lamunan Junsu. Ditangannya dua gelas jus jeruk dan sepiring cemilan.
“Ani. Kenapa tiba-tiba menyediakan ini?” Tanya Junsu sambil menunjuk cemilan itu.
“Hanya…hari ini panas sekali! Dan aku merasa suntuk.” Moonri mengambil posisi duduk bersila di samping Junsu.
“Ya, bosan sekali!” Junsu mengambil cemilan itu satu dan langsung memakannya dalam satu lahap.
“Oppa kenapa tidak bersenang-senang lagi ditengah alam yang indah ini?” Moonri menirukan sikap oppa nya seperti beberapa hari yang lalu.
“Omygodsun!!!!!” Junsu terlonjak dan langsung berdiri.
“Wae?”
“Aaa~ nae dongsaeng!!!! Kamu emang yang terbaik!” Junsu dengan gemas mencubit kedua pipi Moonri.
“Sakit!!!! Haiiisshh ~ “
“Geuraeyo! Kenapa oppa menunggu sampai jadi lumut disini? Lebih baik oppa mencari perempuan itu ditempat ia bermain piano kemarin. Siapa tau dia ada disana! Siapa namanya?”
“Shim HeGi. Ternyata oppa memang yang paling pintar kalau urusan perempuan.” Moonri masih memegangi pipinya yang mungkin akan bengkak, menurutnya.
Junsu tersenyum LEBAR. “Tentu saja! Kim Junsu! Geureom, oppa pergi dulu ok? Bye-bye my lovely sister!!”

“Dasar! Kenapa aku punya oppa seperti itu. Aigo~ sakit sekali! Awas aja dia!” geram Moonri.

**************

“Tidak ada??” Junsu mengintip dari balik pohon tidak jauh dari tempat piano itu. Tidak ada satu orang pun disana. Junsu menarik nafas panjang dan kemudian duduk dibawah pohon. “Aku tunggu saja…”


5 Menit ,


10 Menit,


20 Menit,


30 Menit,


“Aaarrrgghhh ~ “ Junsu bangkit dari duduknya. “Kenapa tidak datang-datang? Bosan sekali disini!” Junsu melirik sebentar ke arah piano tersebut. Dan tiba-tiba saja ia merasakan tangannya gatal ingin memainkannya. Senyum Junsu mengembang. Ia berjalan mendekati Piano itu. Duduk, dan memainkannya.

**************

Shim HeGi. Didepan rumahnya yang terlihat tua, ia baru saja memberi makan binatang peliharaannya, seekor kelinci. Baru saja ingin masuk kerumahnya, HeGi mendengar alunan piano. Piano itu tidak jauh dari rumahnya. Piano yang dihadiahkan oleh ayahnya saat ia berulang tahun yang ke17. HeGi menutup pintu rumahnya lagi. Berjalan setengah berlari ke arah alunan piano itu.

**************

Lama HeGi mendengarkan permainan piano Junsu. Bisa dibilang HeGi terlarut dalam alunan piano yang dimainkan Junsu. Bahkan ia tidak sadar kalau Junsu telah selesai memainkannya dan sekarang sedang tersenyum kepadanya.

“Kau datang juga. Sekarang jangan pergi dulu! “ Ucap Junsu saat HeGi hampir ingin pergi lagi. “Kau sudah mendengarkan permainanku, jadi kau harus bayar!” sambungnya.
“Nde? Bayar? Ya! Kau tau kau sedang memainkan piano siapa?!”
“Ooo? Ini milikmu?!”
“Geuraeyo!!”
“Hanya pinjam sebentar. Kau mau memainkannya? Kesini..” sahut Junsu sambil menepuk-nepuk tempat duduk disampingnya.
“Kau menyuruhku duduk disebelahmu?” Tanya HeGi.
“Apa kau mengira aku ini siluman harimau, yang akan memangsamu kalau kau duduk disampingku?” Junsu berbalik bertanya.
“Baiklah.”

**************
The door opens,
You come in,
I knew it was you,
You walk to me and show your face,
It is so beautiful.
This is my first time,
I don't want to miss it,
Love has arrived,
I will do the very best.
May I love you?

**************

“Ya! Kenapa duduknya jauh sekali jaraknya!” Tanya Junsu yang heran karena HeGi mengambil tempat duduk tepat di ujung kursi.
“Waeyo?”
“Bagaimana bisa main piano dg bener kalau jauh gitu! Sini!”
“Haiiisshh~ laki-laki ini cerewet sekali!” omel HeGi lalu menggeser duduknya dekat dengan Junsu.
“Nah gitu kan lebih baik!” Senyum Junsu semakin melebar. “Jadi namamu HeGi?”
“Ne.”
“Darimana kau tau kalau adikku sakit?” Tanya Junsu tiba-tiba.
“Ooo?”
“Bagaimana kau bisa tau kalau adikku ada yang sakit. padahal kita kan belum saling kenal. aaa, sekarang kita sudah kenal, kan? Aku Kim Junsu.”
“Junsu-ssi. Hmm,,” HeGi tersenyum. “Hanya ingin membalas budi. Kemarin kau telah menyelamatkan Luvy-ku.”
“Luvy? Nugu?! Onje?!” Tanya Junsu berusaha memutar otaknya kapan kejadian itu pernah terjadi.
“Dia kelinci peliharaanku. Ingat kan? Kemarin dia masuk dalam jebakan itu!” sahut HeGi meyakinkan Junsu.
“Ooo, yang itu!" Junsu tersenyum. “Iya aku ingat!”
“Gomapta, sudah menyelamatkan Luvy-ku.”
“Dan untuk obat dan makananmu, gomawo.”

Kedua orang itu saling menatap satu sama lain. cukup lama. dan setelah sadar, keduanya tersenyum dan menjadi salah tingkah.
“Mainkan piano ini!” pinta Junsu. “Sama-sama…”
“Hmm, baiklah…”

**************
It’s your love your love
You told me the meaning of love
You’re my rhythm
A gift in my life
Giving me beautiful dreams
Always by my side
I’ll sing it again
You’re my song

**************





THE END

Give your comment ^^
Author : Park Moonri
Contact : @Moonri950418  on twitter , Moon-Fanfiction on facebook.

0 komentar:

Posting Komentar